1. SMP 2 BABAT
2.SMPN 2 SUGIO
3. SMP 2 SUKODADI
4. SMPN 1 LAMONGAN
5. SMPN 2 LAMONGAN
6. SMPN 3 LAMONGAN
7. SMPN 4 LAMONGAN
8. SMPN 5 LAMONGAN
9. SMPN 1 BABAT
10. SMPN 3 BABAT
11. SMPN 4 BABAT
12. SMPN 1 KEDUNGPRING
13. SMPN 2 KEDUNGPRING
14. SMPN 1 SUGIO
15. SMPN 3 SUGIO
16. SMPN SMPN 1 SAMBENG
17. SMPN 1 NGIMBANG
18. SMPN 2 NGIMBANG
19. SMPN 3 NGIMBANG
20. SMPN 1 BLULUK
21. SMPN 1 SUKORAME
22. SMPN 1 MODO
23. SMPN 2 MODO
24. SMPN 1 MANTUP
25. SMPN 2 MANTUP
26. SMPN 1 TIKUNG
27. SMPN 1 SARIREJO
28. SMPN 1 DEKET
29. SMPN 2 DEKET
30. SMPN 1 GLAGAH
31. SMPN 1 KARANG BINANGUN
32. SMPN 2 KARANG BINANGUN
33. SMPN 1 KALI TENGAH
34. SMPN 1 PACIRAN
35. SMPN 2 PACIRAN
36. SMPN 1 BRONDONG
37. SMPN 1 LAREN
38. SMPN 2 LAREN
39. SMPN 1 MADURAN
40. SMPN 1 SEKARAN
41. SMPN 2 SEKARAN
42. SMPN 1 PUCUK
43. SMPN 2 PUCUK
44. SMPN 1 SUKODADI
45. SMPN 1 TURI
46. SMPN 1 KARANG GENENG
47. SMPN 1 SOLOKURO
48. SMPN 1 KEMBANGBAHU
Sabtu, 31 Oktober 2009
BLOG SEKOLAH
Diposting oleh MGMPTIK di 16.09 0 komentar
Kamis, 22 Oktober 2009
Kebiasaan Anak Nonton Televisi harus Dikurangi
YOGYAKARTA--MI: Ketua Umum Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Seto Mulyadi minta para orang tua untuk mengurangi kebiasaan anak menonton televisi, mengakses internet dan menggunakan telepon seluler.
Konsumsi anak terhadap siaran televisi, internet, dan telepon seluler harus dikurangi, katanya dalam seminar reaktualisasi pendidikan tanpa kekerasan, di Yogyakarta, Sabtu (21/2).
Ia mengatakan, ketika anak terlalu banyak mengonsumsi televisi, anak terlihat duduk manis, tetapi pada kenyataannya mental mereka mengembara ke mana-mana.
Menurut dia, televisi hanya memberikan porsi sebesar 0,07 persen untuk bidang pendidikan sehingga orang tua harus mampu bersikap proaktif mengambil alih peran sebagai pendidik di rumah.
Secara psikologis anak akan selalu mengidolakan orang tua mereka sehingga orang tua dituntut memiliki waktu yang berkualitas untuk mendampingi anak-anaknya sehingga anak tidak mengalihkan perhatian ke media elektronik, ujarnya.
Sementara itu, Tupardi, seorang guru yang hadir dalam seminar tersebut mengatakan, pengaruh media elektronik membuat anak didik tidak konsentrasi belajar di kelas.
Menanggapi hal itu, Seto menyatakan para guru dan orang tua harus memiliki komunikasi yang efektif sehingga terjadi keselarasan antara pendidikan di jalur formal dan pendidikan di rumah.
Ia menambahkan, salah satu solusi yang bisa diterapkan adalah memberikan pelajaran kreatif di sekolah, bukan hanya pelajaran yang bersifat komando satu arah dari guru.
Beberapa sekolah unggulan banyak yang sukses karena turut menggandeng orang tua untuk bekerja sama mewujudkan pendidikan kreatif, ujarnya.
Ia juga menegaskan, sebagai seorang pendidik, guru harus mampu memahami psikologi anak, bahwa anak bukan orang dewasa mini, dunia mereka adalah dunia bermain, masih berkembang secara fisik dan psikologis, suka meniru dan kreatif. Anak juga pribadi yang unik, kecerdasan mereka juga unik, sehingga tidak bisa disamakan, katanya.
Dikatakannya, kemampuan guru untuk memahami anaktidak bisa diperoleh dengan cara yang singkat, tetapi melalui proses berlatih secara terus menerus.
Memberikan pendidikan dan bertutur kata yang sistematis dan teratur akan berdampak pada perilaku anak yang positif, katanya. (Ant/OL-03)
Sumber: Media Indonesia Online
Diposting oleh MGMPTIK di 15.56 0 komentar
Rabu, 21 Oktober 2009
2010 PEMBAYARAN TPP DIGABUNG GAJI
JAKARTA--MI: Pembayaran tunjangan profesi guru akan digabungkan menjadi satu pembayarannya dengan gaji guru pada 2010. Ini untuk mengantisipasi rawannya penyimpangan tunjangan profesi guru oleh oknum-oknum tertentu di dinas pendidikan atau dinas agama di kabupaten/kota.
"Adanya laporan pungli memang membuat Depdiknas resah. Sebenarnya sudah pernah ada usulan, agar ke depan pembayaran tunjangan profesi guru tidak lagi terpisah," ujar Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo kepada pers, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Mendiknas mengatakan, ke depan, pembayaran tunjangan profesi guru yang semula menggunakan dana dekonstrasi akan dibayarkan secara permanen bersama gaji guru sehingga dibayarkan melalui dana alokasi umum (DAU) atau dana alokasi khusus (DAK). "Untuk 2010, lebih dari Rp10 triliun tunjangan profesi itu akan dibayar melekat dengan gaji dan melalui DAU/DAK," katanya.
Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Depdiknas, Baedhowi, menambahkan, pembayaran tunjangan profesi guru tersebut akan dialokasikan pada 318 ribu guru kuota pada 2009. "Harapan kami, setelah disatukan dengan rekening gaji itu, jangan ada lagi guru yang belum memenuhi persyaratan administrasi seperti lama mengajar 24 jam yang tak terpenuhi, nomor rekeningnya tidak sama, dan nomur unit pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK) yang berbeda," kata Baedhowi.
sumber : MI ( Media Indonesia )
Diposting oleh MGMPTIK di 15.07 0 komentar
Minggu, 18 Oktober 2009
Assalamu'alaikum
Mohon ma'af kepada seluruh anggota MGMPTI, sehubungan ada eror pada web site kita www.mgmpti.com maka untuk tetap memperlancar komunikasi kita , dapat menggunakan blog ini. Sehingga ketika terjadi eror pada web utama kita, maka blog ini dapat menggantikan untuk SEMENTARA waktu sambil menunggu perbaikan pada web utama.
terima kasih
assalamu'alaikum Wr. Wb
http://mgmptiklamongan.blogspot.com
Diposting oleh MGMPTIK di 08.40 0 komentar